Kata
Pengantar
Ranji
keturunan akan mencerminkan seberapa besar potensi kekerabatan suatu keluarga
yang hidup dalam masyarakat itu, terlepas yang terbentuk dan muncul secara
individual, berkelompok, berkembang secara alami, yang hidup rukun damai dari suatu
masa ke masa lain, yang mempunyai keturunan dari generasi ke generasi, yang
memiliki budaya dan ke-budayaan sendiri yang unik dan universal, yang
berkembang dari suatu zaman ke zaman lain, yang dalam kultur kebudayaannya
membentuk kelompok suku-suku dan kerapatan adat yang sangat kuat, kokoh, funda-mental
dan turun -temurun.
Dari
ranji keturunan pulalah masyarakat itu mengetahui siapa saja sanak-saudaranya,
keluarganya, famili-familinya, kerabat-kerabatnya, mulai dari garis keturunan
Leluhurnya, Nenek Moyangnya, Orangtuanya, Cucu- cucunya, Cicit-cicitnya sampai
ke generasi selanjutnya secara gamblang, detail dan jelas. Ranji keturunan
bermanfaat pula untuk menunjukkan dan menuntun mereka dalam menghadapi
persoalan hak perwarisan suatu keluarga dengan tegas dan jelas. Dan banyak lagi
faedah yang bisa diambil dari sebuah Ranji Keturunan
Oleh
karena itu apa yang telah dirintis Pengurus Keluarga Besar Rasyiah M. Noor
sejak dua tahun lalu hingga saat diterbitkannya Ranji Keturunan ini adalah
suatu pekerjaan besar dan sangat membanggakan kita semua yang mudah-mudahan
memberi manfaat maximal bagi sanak saudara yang memerlukan. Semoga dari ranji
keturunan ini pula terbuka mata dan
wawasan generasi penerus Keluarga Besar Rasyiah M. Noor dalam mencari kebenaran
yang hakiki dengan memilah-milah kejadian atau peristiwa yang diungkapkan
pendahulu yang tidak sesungguhnya
dan terlanjur telah diakui sebagai
sesuatu yang sudah benar, meluruskan fakta yang keliru menjadi legal faktual,
menjadikannya sebagai barang bukti dari sebuah pengakuan yang tidak tepat
menjadi legal formal dan bisa pula dijadikan sebagai pertanggung jawaban suatu
generasi ke generasi berikutnya.
Dari
ranji keturunan pula akan diketahui apakah perkawinan antar sesama keluarga sedarah
maupun pernikahan diantara sepupu bisa dilaku-kan ataukah harus dihindari, dan
apakah perbuatan itu sangat dilarang Adat ataupun oleh Agama Islam. Ranji
keturunan berguna pula bagi anggota keluarga dalam memutuskan setiap persoalan
yang patut untuk dilindungi ataupun yang pantas dibela bila ada rongrongan dari
pihak luar didalam perselisihan atau pun sengketa. Termasuk adanya hasutan atau
perbuatan yang bisa memecah belah hubungan silaturahmi diantara keluarga dalam
Keluarga Besar Rasyiah M Noor.
Pada
buku risalah & ranji keturunan terbitan perdana ini akan diketahui awal
terbentuk perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah M Noor, susunan kepengurusan yang
dipilih sanak saudara, rencana kerja perkumpulan maupun program kerja jangka
pendek dan program kerja jangka panjang yang telah disusun dan disepakati
bersama para keluarga ketika awal pendiriannya. Dalam edisi perdana ini akan
disajikan pula Bab Khusus tentang Pembahasan Adat Istiadat Minangkabau (hasil
kutipan buku karangan Ketua Pembina / Adat / Syarak Lembaga Kerapatan Adat Alam
Minangkabau) yang dijadikan sebagai sumber acuan pembahasan kita nanti setiap
kali pertemuan. Termasuk hal-hal yang patut dan perlu diketahui para generasi
penerus Keluarga Besar Rasyiah M Noor maupun bagi mereka pemerhati budaya dan
kebudayaan Minangkabau dirantau.
Akhirnya
dengan mengangkat kedua belah tangan kita semua seraya menengadahkan muka
jernih bermunajat kepada Allah SWT memohon doa agar perkumpulan kita ini
dilindungi dan mendapat limpahan rahmat dan berkah Nya bagi Keluarga Besar
Rasyiah M Noor.
Maka dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim diluncurkan buku ini dengan harapan bisa
di manfaatkan secara maksimal oleh segala pihak terutama anggota keluarga besar
yang ingin mengetahui maupun mereka yang seharusnya tahu dan faham dimana letak
dan posisi statusnya dalam keluarga.
Menyadari
akan kekurangan wawasan dan pemahaman dalam penyusunan risalah ini, serta masih
dangkalnya pengetahuan tentang adat istiadat dalam budaya Minangkabau, termasuk
penguasaan kata pepatah petitih Minang yang layak disajikan dalam buku ini,
kiranya bisa dimaklumi dan berkenan memaafkannya. Ibarat pepatah Minangkabau
mengatakan bahwa ;
Alang
tukang binaso kayu,
Alang
cadiak binaso adat,
Alang
ariah binaso tubuah,
(Seseorang yang pengetahuannya tidak lengkap, ke-ahliannya
tidak cukup mengerjakan sesuatu).
Alun rabah lah ka ujuang,
Alun pai lah babaliak,
Balun dibali lah bajua,
Balun dimakan lah baraso.
(Seorang pimpinan harus berpandangan dan pemikiran jauh ke
depan, memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi).
Apalagi masalah adat
Minangkabau adalah budaya turun temurun yang patut ditiru dan harus diketahui
tiap orang yang berasal dari ranah Minang termasuk bagi anggota keluarga lain
yang mengaku telah jadi anggota dalam Keluarga Besar Rasyiah M. Noor. Perlu difahami
semua bahwa dalam menentukan pilihan serta untuk memilih orang yang layak
memimpin kelompok masyarakat Minangkabau sebaiknya dia orang yang banyak
mengetahui dan menguasai maksud tiga unsur aturan yang berlaku dalam adat
budaya Minangkabau, seperti yang dikiaskan dalam pepatah berikut :
Tungku tigo
sajarangan,
Tali nan
tigo sapilinan,
Tiga aturan di Minangkabau yang harus
ditaati oleh masyarakat yakni adat,
syarak, pemerintah. Tiga unsur pimpinannya yaitu niniak mamak, ulama dan cerdik
pandai.
Tumbuah di
cupak di lilisi,
Tibo
diundang dikurasai,
Kalau takilan dalam hati,
Lah patuik kini dikurasai.
Ketiga aturan yang terjalin menjadi
satu dalam diri orang Minangkabau perlu sama-sama diperdalam dan dipelajari.
Semua
itu kembali kepada masing masing pribadi sanak saudara sekalian. Apakah akan
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat selama dirantau atau hanya sekedar
pengetahuan semata. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan buku
ini.
Akhir
kata terima kasih sedalam dalamnya kepada sanak saudara dan handai taulan yang
telah menyumbang buah pikiran, sumbang saran, nasehat nasehat, kritik
membangun, dukungan moril dan materil serta dorongan semangat bagi terbitnya
buku ini. Semoga Allah SWT membalas budi baiknya. Amin
Penyusun,
------------oooOooo---------
Sekapur Sirih
Sambutan
Sesepuh Yang Dituakan
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor
Assalammualaikum Wr. Wb
Kebahagiaan yang sangat
didambakan Orangtua ialah ketika mereka menyaksikan anak-cucunya hidup bahagia,
rukun dan damai diantara sanak saudara, arif dan bijaksana dalam memutuskan
setiap persoalan, tidak saling bertengkar bila berbeda pendapat, dan tidak
memperebutkan harta warisan yang ditinggalkannya. Orangtua juga berharap agar
mereka bisa saling bersatu, saling berangkulan, saling bersilaturahmi, saling
bantu membantu, saling bergotong royong dalam menghadapi suatu hal yang harus
dikerjakan secara bersama-sama, termasuk bila salah satu keluarga kena musibah.
Akan semakin lengkaplah kebahagiaan orangtua itu apabila anak-anaknya, cucu-cucunya sangat rajin beribadah, tidak lupa sholat lima waktu yang wajib dilaksanakan setiap umat muslim dan muslimah, suka mengaji, bisa memperdalam tafsir Al Qur’an, bahkan mampu menterjemahkan arti dan makna ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’anulkarim. Selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat rezeki, nikmat kesehatan, dan nikmat beribadah yang tak pernah habis-habisnya dilimpahkan Allah SWT.
Akan semakin lengkaplah kebahagiaan orangtua itu apabila anak-anaknya, cucu-cucunya sangat rajin beribadah, tidak lupa sholat lima waktu yang wajib dilaksanakan setiap umat muslim dan muslimah, suka mengaji, bisa memperdalam tafsir Al Qur’an, bahkan mampu menterjemahkan arti dan makna ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’anulkarim. Selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat rezeki, nikmat kesehatan, dan nikmat beribadah yang tak pernah habis-habisnya dilimpahkan Allah SWT.
Selama orangtua masih
hidup dan selama ia mampu untuk berbuat tentu akan selalu membimbing dan
menunjuk ajari anak-anaknya, cucu-cucunya mengaji dengan harapan agar mereka
akan menjadi anak yang shaleh, berbudi luhur dan sopan santun kepada orangtua
serta orang-orang yang di Tua kan. Orangtua tak akan menuntut balas atas jasa
dan jerih payahnya membesarkan anak-anak. Tetapi orangtua akan sangat bangga
dan berbahagia dapat menciptakan anak-anak yang santun, sholeh dan diharapkan
akan mendo’akan dirinya bila ia menghadap Illahirabbi atau meninggal dunia
nanti.
Kalian sebagai
anak-anak, kemenakan, cucu dan cicit tentu sangat ingin melihat ayah-bunda
kalian, Etek kalian, Nenek kalian, Buyut kalian masih bisa menyaksikan semuanya
ketika kalian berbahagia. Sulit disangkal bahwa perasaan kalian (selaku anak) ketika muncul perasaan sedih ataupun saat
kalian mendapatkan kebahagiaan kalian ingin dihadiri atau bahkan kalian ingin
sekali dihadiri dan disaksikan oleh orangtua dan berharap selalu berada
disamping Ayah-Bunda orangtua kalian.Kerinduan yang sama dan sangat mendalam
juga akan kalian rasakan nanti setelah
menjadi orangtua dari anak-anak kalian. Inilah kebahagiaan yang hakiki ummah
manusia dalam berkeluarga dan bermasyarakat, ada saat bahagia, ada saat sedih,
ada waktunya ikhlas menghadapi setiap cobaan hidup dan ada masanya kalian ridho
bersabar menghadapi problematika hidup yang penuh dinamika dan romantika.
Selamat kepada anak-anak Ku, Cucu-cucu Ku, yang telah berhasil merampungkan penyusunan Ranji Keturunan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor. Gunakan dan manfaatkan sebaik-baiknya buku ini untuk kemaslahatan Ummah dan Ummaroh, khususnya untuk keluarga besar kita.
Selaku sesepuh dan
satu-satunya generasi Orangtua kalian yang masih hidup saat ini, Bunda Nurlen
ingin menyampaikan pesan untuk kalian semua, seperti berikut ;
- Rukun-rukunlah kalian semua dalam bersaudara – bersepupu – berfamili – berkerabat,
- Bermusyawarahlah kalian dahulu dalam memutuskan suatu masalah,
- Mintalah saran para Ulama – Cerdik Pandai – para Orangtua atau yang di tua kan dalam menetapkan suatu putusan yang belum kalian ketahui pasti,
- Belajar dan belajarlah terus memperdalam Tafsir Al Qur’an dan
- Jangan tinggalkan ibadah Sholat agar kalian berbahagia dunia akhirat,
- Sering-sering lah mengaji agar kalian semakin dekat dengan Allah SWT,
Sepanjang hidup umat
manusia pasti tak luput dari dosa, baik itu yang dilakukan dengan sengaja
maupun yang tak sengaja, harapan Bunda Nurlen hendaklah kalian semua bisa dan
mau memaafkannya, sebaliknya Bunda juga pasti akan memaafkan pula dosa Ananda
sekalian. Dengan demikian kita semua tidak lagi menanggung beban yang dapat
mempengaruhi hubungan silaturahmi kita selaku Umat Manusia. Hanya itu yang
dapat Bunda sampaikan untuk kalian semua. Wabillahi taufiq wal hidayah,
wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bunda Nurlen
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
Sekapur Sirih
Sambutan
Pengurus Pusat
Keluarga Besar
Rasyiah & M.Noor
Assalammualaikum Wr.
Wb
Telah
dua tahun lebih perjalanan perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor
dilalui bersama, banyak sekali sudah kegiatan demi kegiatan, peristiwa demi
peristiwa, kejadian demi kejadian yang sangat menyenangkan, menggembirakan,
mengecewakan, baik itu yang menyesakkan dada, menyejuk-kan hati maupun yang
membangkitkan rasa percaya diri mendalam bagi keluarga besar kita, termasuk
hal-hal dan permasalahan yang membuat hubungan kekerabatan antar sesama sanak
saudara dalam keluarga besar kita semakin erat dan kokoh.
Menyenangkan
antara lain karena acara-acara pertemuan rutin perkumpulan kita masih
terselenggara dengan baik sampai kini. Kecewa karena jumlah yang menghadiri
pertemuan (tiap tiga bulanan) belum sebanyak jumlah keluarga atau sanak saudara
yang kita ketahui. Mereka tidak bisa hadir kemungkinan karena ada hambatan dan
halangan yang tak kuasa dihindarinya.
Menggembirakan
karena setiap anggota telah tahu dan sudah saling mengenal sanak saudaranya
satu sama lain. Bahkan sebagian keluarga kita telah tumbuh rasa rindu dan
kangen bila lama tak bertemu. Salah satunya ter-bukti ketika ada usul perubahan
jadwal pertemuan dari tiga bulanan menjadi empat atau lima bulanan, banyak yang
minta supaya tetap saja dengan jadwal yang sudah berjalan yaitu tiga bulan
sekali.
Semua
itu adalah karena mereka sudah merasakan faedah dan manfaatnya. Diantara mereka
telah menghilangkan tradisi lama, yang tadinya merasa dia lebih rendah
kedudukan sosial ekonominya (minder atau rendah hati) kemudian sekarang telah
turut serta mengambil bagian dalam memajukan perkumpulan; atau yang semula dia
merasa lebih layak dari yang lain (karena ditakdirkan berkemampuan) kini sudah
berbaur menjadi satu dalam per-kumpulan dan telah mampu pula bersosialisasi
dengan baik dengan keluarga-keluarga lainnya, bahkan dia lebih agresif dan
menunjukkan kepedulian yang sangat baik dibanding yang lain.
Mereka
sudah menghilangkan perasaan sedih yang menyayat hati, telah pula mengubur
dalam-dalam dendam kesumat masa lalu yang merenggangkan tali persaudaraan
maupun tali silaturahmi, bahkan sudah membuang rasa enggan dan sungkan menemui
sanak keluarga yang berbeda tingkat sosial ekonominya. Semua sepakat tidak akan
membahas lagi, dan tak perlu dibicarakan pada forum pertemuan manapun, dan tak
akan mengungkit-ungkit lagi dalam kesempatan apapun, yang tentu akan
menimbulkan luka baru yang tidak lagi kita inginkan bersama. Menghilangkan
“ego” pribadi yang dalam mempengaruhi hubungan silaturahmi menjadi tidak
harmonis.
Mempertahankan
kondisi damai selama mungkin, dan membuktikan kepada generasi selanjutnya bahwa
“kami keluarga Besar Rasyiah &
M.Noor” sangat menjunjung tinggi kerukunan kekerabatan, mempertahankan
kehidupan harmonis dan damai bahkan lebih memperkokoh tali silaturahmi demi
persatuan dan kesatuan dalam keluarga besar; berusaha semaksimal mungkin
mengangkat harkat dan derajat perkumpulan kita supaya tidak dipandang sebelah
mata oleh siapapun bahkan oleh pihak manapun. Disadari atau tidak hal itu
adalah karena masing-masing pihak sudah saling menghargai, saling menghormati
satu sama lain, saling menyadari bahwa tanpa hidup rukun dan berkerabat, tanpa
hidup bermasyarakat dengan baik, mustahil semua itu bisa tercapai.
Sebuah
catatan penting yang dapat pengurus simpulkan dari adanya silaturahmi diantara
kita selama ini yakni telah memberikan manfaat sangat besar bagi keluarga besar
kita, seperti dalam kehidupan sehari-hari terbukti bahwa ;
·
Para sumando
(ipar) sekarang ini sudah tahu mana keluarga dan sanak saudara dari istri atau
suaminya, bahkan mereka jauh lebih akrab dibanding para keluarga istri atau
suaminya.
·
Bagi para
anak-kemanakan telah menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka masih punya
Niniak Mamak, masih ada saudara sepupu, masih ada Mak Etek atau Pak Etek dan
tahu pula yang mana Pak Tuo atau Mak Tuo nya.
·
Sedang bagi cucu
dan cicit telah merasakan kebahagiaan hubungan bathin mereka dengan kakek nenek
nya, bahkan ada yang menyebut-nya kakek nenek Bandung, kakek nenek Cimahi,
kakek nenek Bogor, kakek nenek Bekasi, kakek nenek Jakarta dan seterusnya.
·
Telah tumbuh rasa
kebersamaan mendalam yang ditunjukan dengan saling membawa jamuan (makanan dan
minuman) untuk hidangan pertemuan rutin yang tiga bulanan.
· Berusaha bisa
hadir bila ada musibah yang dialami salah seorang anggota keluarga besar,
sekalipun tanpa bawa apa-apa. Ada upaya yang
tulus dari suatu keluarga untuk membantu meringan-kan kesulitan ekonomi yang
dihadapi keluarga lain,
Dan banyak lagi
hal-hal positif yang sangat besar sekali manfaat dari jalinan silaturahmi
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor ini. Diharapkan tradisi
ini akan berlanjut sampai generasi-generasi berikut dalam Keluarga Besar
Rasyiah & M.Noor yang kita cintai ini.
Dalam
bidang pembinaan rohani ada beberapa hal yang bisa dipetik manfaatnya dari
ceramah agama oleh Ustadz H.Darlis Darwis (anggota DPRD Kabupaten Bandung) yang
diselenggarakan pada bulan Mei 2008 di Bandung rumah Uni Rusmala Dewi, yang
antara lain isinya :
- Bahwa kehidupan umat manusia telah ditakdirkan dan ditentu-kan Allah SWT, sehingga tak ada yang tahu seberapa banyak rezeki yang akan kita peroleh nanti, kapankah itu akan diberi-kan, apa sedikit sedikit atau dilimpahkan sekaligus, tak satupun manusia yang akan mengetahuinya. Berbahagialah orang yang beriman yang berhasil menahan diri, ikhlas dan dengan jalan bersabar menantikannya.
- Bahwa orang orang yang beriman sangat menyadari takdir dan waktu datangnya panggilan menghadap illahirobbi, apa sedetik lagi, sejam lagi, sehari lagi dan seterusnya.
- Bahwa semua orang mendambakan meninggal dalam keadaan beriman dan beribadah, dalam khusnul khotimah, dengan ikhlas berserah diri bahwa ia hanya hamba Allah SWT yang tak mampu menolak dan menghindar.
- Begitu pula harapan umat Nya bahwa ibadahnya bisa lebih matang, lebih sempurna dan berkeyakinan yang kuat, yang tak bisa digoyahkan oleh siapapun, tidak menanggung beban apa pun yang membebani pikiran maupun dirinya, entah saat itu dia sangat dicintai keluarganya, ataukah saat itu dia sedang di-puji atau dibanggakan saudara saudaranya, atau ketika itu dia sedang dihormati banyak orang, disayangi famili – kerabat dan masyarakat luas lainnya.
- Bahwa sangat merugilah orang yang saat ajal menjemput ketika itu dia tidak sedang beriman; disadari atau tidak dia sedang dirasuki syetan dengan melakukan perselingkuhan dengan orang yang bukan mukhrimnya. Atau saat itu dia sedang lupa mana yang syah dan bathil, mana yang haram dan makruh. Betapa malangnya dia, padahal ia sangat taat ber-ibadah, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Naudzubillahi min dzaliq.
- Merugilah kita apabila ketika itu tidak sedang bersujud meng-hadap Allah SWT, tidak berbuat baik yang diridhoi dan di-senangi Yang Maha Esa.
Kesimpulannya
bahwa komunikasi kita sebagai Umat Islam dengan Yang Maha Esa harus tetap
dilakukan setiap saat, segala tindak laku dan perbuatan kita harus selalu
menjauhi larangan yang tidak diridhoi Nya. Mudah mudahan kita bisa menjadi
hamba Allah SWT yang dirindukan oleh Ummah dan Ummaroh. Amin.
Oleh
karena itu dihimbau pada semua sanak saudara sekalian yang belum atau yang
masih kurang taat melaksanakan ibadah sholat untuk mulailah dari saat ini untuk
kemudian memperdalam ilmu dan pengetahuan kita tentang Agama Islam. Etek Nurlen
sudah menyedia-kan sarana buku bagi kita semua dan telah pula bersedia
menuntunnya pada tiap kali pertemuan rutin nanti. Disadari atau tidak bahwa
ibadah sholat yang kita lakukan lima waktu dalam sehari itu masih belumlah
sempurna karena ayat ayat yang kita baca ini belum diikuti dengan mengetahui
arti dan makna kalimah per kalimah dari ayat ayat sholat. Kalaulah dikuasai
arti dan makna ayat ayat dalam sholat tentu akan dinikmati sekali kebahagiaan
melaksanakan sholat lima waktunya atau pun pada sholat sholat lainnya.
Bahkan
pasti sholat kita dirasakan lebih khusuq dan sempurna apabila tiap kali sholat
kita melaksanakannya dengan konsentrasi penuh “seakan akan kita sedang berbicara langsung dengan Allah SWT”.
Semoga Allah SWT melindungi dan menghindari kita semua dari godaan syetan yang
terkutuk, yang dapat mengganggu ibadah dan sholat sholat kita. Amin.
Masih
ada pekerjaan yang belum tuntas digarap Pengurus Keluarga Besar Rasyiah
& M.Noor saat ini, antara lain belum
ditemukan jalan keluar tentang cara komunikasi efektif antara sanak saudara di-rantau
dengan keluarga yang dikampung (di Sumatera Barat). Siapa yang tak ingin
untuk bisa bertemu atau berkomunikasi langsung dengan sanak saudara kita di
kampuang. Kita semua tentu sangat menginginkan momen itu bisa diwujudkan,
seperti apa yang diharapkan akan dikemukakan oleh Uni Yurimasni (anak etek
Nur’aini) kepada Uda Rafly saat berkunjung ke Bogor pada tahun 2007 yang lalu.
Pengurus berjanji dan sangat berharap beberapa waktu mendatang akan bisa
teratasi dan menemukan jalan keluarnya, karena hal ini sangat lah didambakan
dan ditunggu sanak saudara dimanapun berada. Apakah nanti itu
dilakukan dengan acara (a) pulang basamo atau (b) membuka forum komunikasi
langsung dengan media elektronik yang ditentukan waktunya atau bisa pula dengan
(c) membentuk lumbuang nagari agar selalu dapat diketahui potensi ekonomi
keluarga baik yang dirantau maupun dunsanak dikampung.
Kemudian
untuk diketahui bahwa bercermin dari pengalaman yang lalu terutama upaya
pengurus dalam memenuhi keinginan yang bermacam ragam dari sanak yang
disampaikan ketika berkunjung ke salah satu keluarga, maupun yang terungkap
dalam forum pertemuan rutin, kami sangat hati hati dan berusaha agar keputusan
yang dibuat dihasilkan dari kesepakatan bersama secara musyawarah, bukannya
bertele-tele atau tak punya pendirian maupun hal-hal negatif lainnya yang
mengganggu kami, sebab disadari atau tidak bahwa sebanyak yang senang tak
sedikit pula yang tidak berkenan; bahwa ada yang mendukung tapi tak sedikit
yang menolak; Banyak usul-usul yang sanak saudara ajukan namun tak sedikit pula
yang tidak mampu melaksana-kannya. Hal ini bukan karena kemampuan mencari
solusi yang tidak tepat, atau karena ketidak tegasan dalam mengatasi situasi /
keadaan namun semata-mata kondisi perkumpulan kita yang belum siap untuk
mengadakan atau menyelenggarakan momen-momen “menggigit yang punya greget”
seperti yang diharapkan banyak pihak.
Mudah-mudahan
dengan besarnya dukungan dan bantuan moril sanak saudara dan dengan terjalinnya
partisipasi aktif semua pihak maka apa yang diharapkan itu bisa terwujud.
Inilah dinamika dalam berkumpul, berorganisasi dan berkomunikasi, karena tidak
semua pemahaman dan penafsiran akan diartikan sama dalam ber-musyawarah dan
bermufakat. Ada pepatah mengatakan ;
“Rambuik samo hitam,
Kapalo babeda beda”
Perbedaan pendapat dimaknai sebagai upaya mencari
kesamaan mencapai mufakat.
Dimano bumi dipijak, disinan langik dijunjuang,
Dimano
sumua dikali, disinan aie disauak,
Dimano
nagari diunyi, disinan adat dipakai”
Ajaran adat Minangkabau dapat diamalkan dimana saja,
asal pandai menyesuaikan diri dengan masyarakat yang kita gauli.
Kalau saja perbedaan
perbedaan itu bisa diterjemahkan dengan bijak, ditafsirkan secara wajar,
dikemukakan dengan jelas dan disampaikan dengan arif bijaksana, dengan pikiran
tenang atau dengan kepala dingin, kemudian dengan mendahulukan kepentingan
keluarga besar dari “ego” pribadi, bahkan pendapat yang sama dipahami sebagai
celah berbuat baik untuk kepentingan kita bersama, maka pasti segala macam
problema dan permasalahan itu bisa diselesaikan dengan baik.
Ibarat pepatah ;
Maelo rambuik dalam tapuang,
Rambuik
dapek tapuang indak taserak.
Dengan
banyaknya keinginan yang tak terwujud, tak sedikit pula impian yang sulit dicapai,
seyogianya hal itu tidak mengurangi se-mangat dan keinginan kita untuk terus
dan terus berbuat kebaikan demi keluarga besar kita. Kumpulkan potensi yang
sudah kita miliki, ber satulah untuk kemashlahatan bersama, bergotong royong
dalam setiap usaha yang bermanfaat dan berguna untuk kesejahteraan dan ke majuan
keluarga besar Rasyiah & M.Noor. Sebab masih banyak keluarga kita yang
kurang mampu yang ada disekitar kita yang sangat perlu dibantu dan
diperhatikan.
Ada
keluarga kita yang tidak lagi mengenyam kebahagiaan berumah tangga secara
wajar, mungkin itu karena ditinggal suami (cerai mati atau cerai hidup) dimana
takdir dan keadaanlah yang memaksanya harus mencari nafkah sendiri untuk
anak-anak dan rumah tangganya. Beliau terpaksa berperan ganda yakni selain
sebagai “ibu” menjaga – mengurus
anak-anaknya tiap hari, tapi dia juga
harus bertindak sebagai “ayah” mencari
nafkah mencukupi kebutuhan harian sebuah rumah tangga. Masih ada keluarga kita
yang harus membanting tulang dan memeras keringat dulu untuk mendapat sesuai
nasi, dia tak lagi berpikir bagaimana cara membesarkan dan menyekolahkan
anak-anaknya. Mungkin itu pula sebabnya belum bisa berkumpul diantara bersama.
Minat yang kuat dihati dan punya keinginan besar untuk ikut berkumpul menikmati
keakraban silaturahmi. Itu semua dikalahkan oleh kebutuh-an hidup sehari-hari
yang sangat mendesak dan jauh lebih penting untuk didahulukan. Merekalah yang
harus kita rangkul dan mencarikan jalan agar bisa turut serta hadir tiap kali
ada pertemuan keluarga. Jadi cara itu sebagai upaya sanak merangkul dan
membangkitkan rasa percaya dirinya karena dia akan merasakan masih diakui
sebagai bagian dari keluarga besar. Mari kita mulai mendatangi mereka, kalau
perlu kita selenggarakan pertemuan rutin dirumahnya yang sudah pasti tidak
membebani dapurnya.
Selain
itu masih ada kemenakan kita yang tak lagi bersekolah karena ditinggal kedua
orangtuanya, mereka kini telah jadi anak “yatim-piatu” yang sangat perlu kita
perhatikan. Selain itu jangan sampai ada diantara keluarga kita yang melakukan
perbuatan-perbuatan tercela dan kurang terpuji dengan disadari atau tidak
menghambur-hamburkan harta kekayaannya dijalan yang tidak diridhoi Allah SWT.
Na’uzubillahii minzaliq. Semoga kita semua bukan tergolong orang-orang yang
dibenci Allah SWT.
Berbicara
masalah perbedaan tingkat sosial ekonomi seke-lompok masyarakat termasuk
keluarga besar kita, amatlah sulit bagi keluarga yang kurang mampu untuk bisa
bangkit dari keterpurukan ekonomi apabila tak ada yang turut peduli
membantunya. Sebaliknya akan susah dan sangat berat sekali bagi keluarga lain
membantunya ketika dia sendiri belum cukup mampu untuk membantu nya. Kalaupun
ada sanak saudara yang peduli dan tersentuh hatinya dan berniat akan membantu,
termasuk ada yang terenyuh perasaannya untuk bisa ber buat sesuatu, tapi dia
sendiri tidak berkemampuan menanggung ketika jumlah yang harus dibantu lebih
dari satu orang, maka mustahil ke-inginan itu bisa terwujud.
Persoalannya
sekarang akankah kita biarkan mereka terbenam dalam kesulitan, tentu kita tak
tega membiarkan dan menelantarkan nya. Sesulit apalah kondisi ekonomi kita,
paling tisak, kita bisa meringan kan beban mereka walau hanya dalam jumlah
kecil yang sesuai me-nurut kemampuan kita masing-masing. Kalaupun saat itu kita
sedang tidak ada, jangan berkecil hati, marilah kita berdoa kehadirat Allah SWT
untuk dibukakan jalan rezeki mereka dan dilancarkan setiap usaha dan
upaya-upayanya.
Malukah
sanak saudara bila ada anggapan dan pendapat orang luar yang mendiskriditkan
atau mencap dan menganggap perkumpulan kita hanya “paguyuban atau kumpulan
orang melarat” ? sementara diantara kita masih bermartabat, masih punya
harkat-derajat, masih punya harta-kekayaan, punya hati nurani dan masih ada
kemampuan untuk mambangkik batang
tarandam itu ?. Jawabannya kembali pada sanak saudara semua. Kita bukanlah
kumpulan orang susah-susah amat, apalagi tergolong orang melarat.
Keluarga
besar kita sangat menjunjung tinggi adat istiadat Minangkabau, kita sangat
beradab dan sangat peka dengan “adab jo
limbago”, sangat berperasaan “sakiek
sanang samo diraso”, ber-prikemanusiaan dan berkepekaan sosial-budaya yang
tinggi.
Adat istiadat
Minangkabau dikenal sangat kuat menegakkan syariah dan akidah agama Islam.
Setiap perilakunya bersumber dari tuntunan agama dan adat istiadat yang telah
diturunkan Nenek Moyang kita, oleh para pendahulu kita, oleh para ulama
besarnya seperti Buya Hamka, oleh para Datuak dan Panghulu kita yang semua itu
tercermin dan terungkap dalam beberapa pepatah Minangkabau berikut ini ;
“Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah”
Bahwa adat istiadat Minangkabau telah mengajari dan
me-nuntun kita untuk berbuat baik kepada sesama umat manusia sesuai ajaran dan
kaidah-kaidah Agama Islam yang kita yakini. Setiap tindakan dan perbuatan kita,
gerak-gerik dan tangkah laku kita dituntun dan bersumber dari Khitabullah Al
Qur’an nulkarim.
“Balun takilek lahtakalam”
Bahwa adat Minangkabau juga mengajarkan kita untuk
peka terhadap perasaan, kata-kata puji-maki orang, sindiran-sindiran yang
pantas dan patut dihargai, cacian yang patut ditanggapi dan puji-pujian yang
patut dihormati. Belum tentu pujian itu murni dari hati sanubari, mungkin saja
pujian itu hanya basa-basi semata, atau hanya cibiran belaka.
“Anak dipangku kamanakan dibimbiang”
Bahwa adat Minangkabau juga menuntun kita untuk mem-perhatikan
keponakan, selain mendidik, membesarkan, meng-ajari anak kandung sendiri
menjadi anak yang berguna bagi keluarga – Bangsa dan Agama. Juga harus mampu
mem bimbing, menunjuk ajari kemenakan-kemenakannya dengan hal-hal dan etika
yang benar, seperti misalnya ;
1. Mengingatkan,
mengajari mana yang baik dan mana pula yang buruk, mana yang salah dan mana
pula yang benar.
2. Menghormati
orangtua dan orang yang di-Tua-kan.
3. Mewakili
orangtua kemenakan pada saat pinangan.
4. Tampil paling
depan bila anak-kemenakan ada masalah atau persoalan.
5. Melindungi
anak-kemenakan dari tipudaya dan tipu muslihat apapun dari pihak luar keluarga
besar,
6. Membimbing,
menuntun anak-kemenakan mengetahui dan mengenal adat istiadat Minangkabau
secara utuh dan benar.
7. Dan
lain-lain.
“Duduak sama randah, tagak samo tinggi”
Bahwa adat Minangkabau mengajarkan kita untuk tidak
mem beda-bedakan harkat-derajat, sosial ekonomi seseorang, meng-ajari kita
tidak takabur, angkuh dan sombong. Sebab “diateh
langik masih ado langik nan dijunjuang” dan yang paling itu hanya milik Allah SWT.
“Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang”
Bahwa adat Minangkabau mengajari kita untuk selalu ber-gotong
royong dan bekerja sama dalam menghadapi setiap masalah, apa itu yang sedang
atau akan dihadapi.
Alangkah
bijaksananya jika semua pihak sepakat menggunakan falsafat sapu lidi dalam mencari jalan keluar bila ada masalah atau
persoalan. Semua juga tahu bahwa sapu lidi akan sangat berguna bila lidi-lidi
itu digabungkan dulu jadi satu ikatan sebelum dipakai menyapu.
Pengurus
percaya dan sangat yakin sekali bahwa sanak saudara setuju dan ingin tetap
melaksanakan program yang sudah kita sepakati, dan akan sama-sama berusaha
mencari solusi dalam menghadapi problem hidup sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas.Hendaknya jangan
kita pertentangkan apa yang sudah berjalan dengan merombaknya dengan program
atau rencana baru yang belum tentu akan lebih baik dari yang lalu. Paling ideal
dan yang sebaiknya dilakukan adalah menyempurnakan program itu untuk lebih
memberi manfaat maksimal bagi kemajuan keluarga besar kita. Kecuali jika
benar-benar tidak menghasilkan manfaat bagi perkumpulan, bahkan sudah terindikasi
merusak sendi-sendi hubungan silaturahmi keluarga kita.
Disadari atau tidak
bahwa orang-orang yang akan kita bantu ini masih keluarga kita juga, yang
secara bathiniyah sangat dekat hubungan kekeluargaan dan kekerabatan dengan
sanak saudara sekalian.
Cita-cita kita dalam
meningkatkan kesejahteraan mereka ini sebaiknya dengan cara memberikan “jalan usaha” atau dengan menyediakan modal usaha yang selalu dimonitor,
dibina dan dibimbing tiap saat oleh mereka yang ahli dibidang itu. Jadi bukan
hanya dibantu dengan memberi uang yang kemudian diserahkan tanpa ada bimbingan
dan penyuluhan. Mungkin saja uang itu akan terpakai untuk konsumsi sehari-hari
bila tak dituntun. Jalan keluar ini tentu dapat menjadi solusi dalam membantu
meringankan beban ekonomi mereka.
Selanjutnya
marilah kita sama-sama “berdoa” agar
keluarga besar kita mendapat perlindungan Allah SWT dan dalam perjalanan
perkumpulan tetap berdiri sepanjang masa sampai akhir hayat kita, untuk tetap
bersatu tak cepat padam dimakan waktu, selalu mendapat restu dan perlindungan
Allah SWT. Dijauhkan dari godaan syetan yang dapat mengganggu pikiran
kita, atau yang menggoyahkan iman kita
untuk tidak berbuat jujur. Sebab “Allah
itu Maha Melihat” setiap perbuatan dan segala perilaku yang dilakukan umat
Nya, pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya.
Semua keberhasilan
yang dicapai mungkin sebuah malapetaka yang tertunda bila kita tak hati-hati
dan tak benar-benar memanfaatkannya, sebab apa yang didapat sekarang belumlah
seberapa dimata Allah SWT, setiap program dan rencana yang tersusun rapih belum
tentu akan berjalan sesuai keinginan kita jika Allah SWT tidak menghendaki ;
“Manusia berencana, Allah juo nan
manantukan”
Sebagai suatu
lembaga resmi dari perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor pengurus
sangat ingin memuaskan semua pihak dan bisa selalu berbuat arif dan bijaksana
dalam memenuhi permintaan dan keinginan dunsanak.
Syukur
Alhamdulillah sebuah pekerjaan besar telah dapat kita wujudkan dalam tahun 2008
ini, yaitu dengan diterbitkannya Ranji Keturunan dari Keluarga Besar Rasyiah
& M.Noor. Manfaatkanlah ranji – silsilah ini secara maksimal untuk anak
cucu maupun para penerus keluarga besar kita agar mereka lebih mengerti dan
paham “mana niniak mamak, mana sanak
kamanakan, mana rang sumando, mana urangtuo dan yang dituokan”, dan secara
umum mana yang patut dihormati dan yang pantas dibanggakan.
Ingek-ingek sabalun kanai,
Bakulimek sabalun habih,
Dalam
bergaul perlu ada kehati-hatian,
Jangan sampai
berbuat kesalahan.
Karano indak mambao galah,
Mananti takadie kasamonyo,
Mudaraik mufakat tak dikana,
Alamaik binaso kasudahannyo.
Senantiasa
didalam hidup bergaul
haruslah memikirkan mudarat
dan manfaat,
supaya sentosa hidup
bersama.
Kalau tidak terpikirkan,
alamat hidup akan sengsara.
Bamamak bakamanakan,
Babako
babaki,
Basumando
basumandan,
Baipa
babisan.
Ketentuan susunan kekeluargaan
menurut
Hubungan adat di Minangkabau.
Pada penerbitan ini
masih ada data-data keluarga yang belum lengkap, misalnya seperti pada
keturunan Rasyiah & M.Noor (a) nama dan urutan anak-anak, (b) nama dan
urutan cucu-cucu, (c) nama dan urutan cicit-cicit, (d) nama suami / istri (para
sumando), yang belum ada, belum lengkap,
hanya nama panggilan/nama kecil, supaya
waktu yang akan datang dilengkapi dan diinformasikan kepada pengurus. Penyebabnya
karena sulitnya komunikasi antara pengurus dengan anggota keluarga (atau
sebaliknya), termasuk pula keterbatasan waktu dalam pengumpulan data maupun
informasi pendukung yang diperlu-kan dalam penyusunan ranji / silsilah ini.
Hal lain sangat menyulitkan
pengurus menyusunnya karena tempat tinggal anggota keluarga satu sama lainnya
berjauhan. Sekalipun demikian tentu langkah menerbitkan silsilah ini diharapkan
dapat mem bantu sanak saudara dalam memaksimalkan manfaatnya.
Terima
kasih kepada sanak saudara yang sudah berusaha membantu pengurus mengumpulkan
data dan identitas keluarganya masing-masing untuk penyusunan ranji keturunan
ini. Kalaupun masih ada data keluarga yang masih kurang lengkap, keliru atau
salah diharap kan kepada yang bersangkutan mau membantu lagi dengan memberi kan
informasi selengkap mungkin menurut data sebenarnya. Ditunggu respon sanak
saudara sebelum penerbitan berikutnya nanti, agar Ranji Keturunan yang
disajikan akan lebih sempurna sesuai menurut data keluarga sebenarnya.
Pada
ranji keturunan sekarang ini belum bisa dicetak dalam halaman penuh, hal ini
karena masih minimnya ukuran kertas buku ini. Pengurus baru akan menyajikan
Ranji Keturunan sehalam penuh jika data-data keluarga sudah betul semua.
Direncanakan untuk pencetakan ranji keturunan itu akan dicetak secara grafis
dengan bahan dasar plastik Burner berbingkai yang nanti akan segera
diinformasikan kepada tiap keluarga bila seluruh hambatan dan halangan
pengumpulan data telah teratasi.
Perlu
pengurus sampaikan bahwa disadari atau tidak, sebagian besar anggota
perkumpulan dilahirkan dan dibesarkan dirantau, se-hingga tak tahu banyak
mengenai adat istiadat Minangkabau dan hal-hal lain yang patut dipelajari dan
diketahuinya. Lingkungan tempat tinggalnyalah yang membuat mereka tak terbiasa
mendengar kata pepatah petitih Minang. Oleh karena itu pada kesempatan
mendatang pengurus berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin pepatah petitih yang
ada dan akan mencari narasumber, tokoh-tokoh atau orangtua yang mengerti dan
menguasai adat istiadat maupun pepatah petitih Minangkabau. Kita semua perlu
tahu dan mendalami adat istiadat kita sebab “satinggi-tinggi tabang bangau
baliaknyo ka kubangan juo”
Oleh karena itu
marilah kita sama-sama gunakan wadah perkumpulan ini untuk kemajuan kita semua,
sebab kalau bukan kita siapa lagi yang membangun dan mengenbangkannya.
Akhirul
kata marilah kita semua merenung sejenak bahwa apa-apa yang telah kita lakukan
untuk perkumpulan ini diharapkan dapat lebih bermanfaat lagi bagi kita semua
dan akan sangat berharga bila pada waktu yang akan datang lebih ditingkatkan
partisipasi sanak saudara demi kelangsungan jalannya organisasi kita. Pengurus
tak bisa banyak berbuat tanpa dukungan dan dorongan moril – materil sanak
saudara sekalian.
Wabillahi taufiq walhidayah,
wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Depok,
medio Juli 2008
Pengurus
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor
Rafliardy
Ketua
______________________________________________________________________________________
Riwayat Singkat
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor
Sebelum
tahun 2005 masing-masing keluarga-seibu dari keturunan Keluarga Besar Rasyiah
& M.Noor dalam hubungan silaturahmi hanya dilakukan antara adik – kakak,
dengan keluarga dekat atau sebagian famili yang mereka kenal saja. Bahkan lebih
tepat hanya dilakukan secara sporadis, yang berlangsung didalam kelompok kecil
dari sebuah keluarga; atau antara satu individu keluarga dengan individu
keluarga dekat lainnya. Mereka hidup secara individualistis. Belum ada wadah
yang menampung aspirasinya, belum ada tempat atau wadah bermusyawarah untuk
mengadukan nasib mereka masing-masing. Sangat kurang sekali bahkan tak ada
komunikasi timbal-balik satu sama lain sesama sanak saudara.
Masing-masing
terbenam dalam kesibukan yang tak kunjung henti-hentinya, tak habis-habisnya
problema menderanya, mereka men-derita dan menanggungnya sendiri karena tak
tahu lagi apa yang akan diperbuat atas ketidakmampuan dan sulitnya ekonomi
rumah tangga mereka; tersesat dan lupa mana etika dan adat istiadat yang salah
untuk dilanggar; bahkan tidak lagi saling mengenal mana sanak saudara se-ibu,
mana famili dekat, mana kerabat-kerabatnya, sepupunya, mana sumando (iparnya).
Tidak tahu lagi siapa yang tua atau yang di-tua kan, mana yang patut dipelajari
atau dihindari. Pokoknya ibarat anak ayam kehilangan induknya.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi ;
- Keponakan tak tahu mana Niniak Mamak nya,
- Mamak (mak Etek atau pak Etek) tak lagi kenal anak kemanakan atau sebaliknya,
- Sepupu tak lagi saling mengenal dan yang lebih parahnya ada yang sampai pacaran,
- Sekalipun mengenal tapi jurang sosial ekonomi yang berbeda menghalangi terjalinnya silaturahmi,
- Jarak domosili berjauhan menjadi kendala besar, apa lagi yang tinggal jauh diluar kota,
- Adanya kendala ketidak harmonisan diantara keluarga yang satu dengan lain sebelumnya,
- Dan banyak lagi hal-hal yang memisahkannya.
Ironis memang, dan sangat-sangat
memprihatinkan untuk sebuah garis keturunan yang kental menganut tradisi Matriakhat (yang dominan garis
keturunan ibu). Secara sosial budaya tidak lagi effektif menjunjung tinggi
budaya leluhurnya. Tak lagi mengerti kaidah dan hukum adat istiadat
Minangkabau.
Syukur
alhamdulillah sekitar bulan Oktober 2005 setelah ada usul sanak saudara yang
ingin mengumpulkan, menyatukan, mempertemukan dan merangkul sanak saudara dari
keluarga se-ibu (yang lama tercerai-berai) dan sebagai usaha mambangkik batang tarandam yang
kemudian diprakarsai dan disponsori oleh :
Uda Rafliardy (anak
etek Nursyam),
Uda Eer Surya E (anak etek Nurlen),
Uni Diana Sari (anak etek Nurhasnip),
Uni Rita Asnidja (anak
etek Nurazni)
Yang kebetulan semua sama-sama tinggal
dikota Bogor kecuali Uda Eer Surya Erlangga yang tinggal dikota Bekasi, disusun
rencana dan diselenggarakanlah pertemuan perdana Keluarga Besar Rasyiah &
M.Noor yang bertempat dirumah Uni Diana Sari di Bogor dengan mengundang para
etek-etek sebagai sesepuh dari generasi orangtua dalam keturunan kita, termasuk
para sanak saudara, anak-anak cucu-cucu dan para sumando. Yang hadir diluar
dugaan panitia yakni lebih dari 30 orang, diantaranya ;
- Kel. Diana Sari – Ali Sadikin dan anak,
- Kel. Indriyani Sari – Dono .I dan anak,
- Kel. Aria Susetia – Yuliati dan anak,
- Kel. Widiyasari – Iwan R dan anak,
- Kel. Rita Asnidja – Sonny dan anak,
- Kel. Asnida dan anak,
- Kel. Vonianty dan anak,
- Kel. Asniati T – Dahril Darwin dan anak,
- Kel. Aslina R – Soegino dan anak,
- Kel. Rafliardy – Ratna Willis dan anak,
- Kel. Eer Surya Erlangga,
- Kel. Riswandi dan anak,
- Kel. Wahyu dan anak,
- Etek Nursal.
Hasil dari pertemuan itu disepakati
bersama oleh sanak saudara yang hadir antara lain beberapa materi berikut :
A. Susunan Pengurus
1. Ketua : Rafliardy
Wakil Ketua I : Eer Surya
Erlangga
Wakil Ketua II : Riswandi
2. Sekretaris I : Vonianty
Sekretaris II : Fenny
Fajriani
3. Bendaha I : Indriyani
Sari
Bendahara II : Wiwin Widya
Sari
B. Program Kerja
1. Jangka Pendek
a. Mengadakan pertemuan rutin keluarga
tiap 3(tiga) bulanan ditempat/rumah sanak saudara
secara bergiliran.
b. Mengunjungi sanak saudara yang kena
musibah dengan memberi santunan (ala kadarnya, kalau ada
dana)
kepada sanak saudara yang :
meninggal dunia,
meninggal dunia,
melahirkan
dirawat dirumah sakit
c.
Pengisian uang kas perkumpulan yang tak ditetapkan besarnya (sesuai kemampuan masing2)
2. Jangka Panjang
a. Mengumpulkan data keluarga untuk
Ranji Keluarga Besar.
b. Menggalang dana untuk modal usaha
bagi sanak saudara yang memerlukan.
c. Menerbitkan bulettin Keluarga Besar
Rasyiah & M.Noor tiap tiga bulan sekali.
Dalam perjalanan
perkumpulan terus berlanjut sampai diterbitkannya buku ini, diantaranya dengan
kegiatan-kegiatan yang dinilai positif untuk sebuah perkumpulan yang baru
berdiri seperti mendatangi saudara yang sakit, diopname, yang melahirkan maupun
keluarga yang meninggal dunia.
Penyelenggaraan pertemuan rutin
sampai sekarang sudah sepuluh kali terselenggara, yang antara lain dirumah :
1. Uni Diana Sari - Bogor,
2. Uni Asniati Tursina - Ciputat Jakarta,
3. Uni Aslina Rahmawaty - Parung Bogor.
4. Uda Asnirwan - Tanggerang,
5. Uda Nurahim Basri - Cimahi,
6. Uni Rita Asnidja - Cibinong
Bogor,
7. Uda Riswandi - Pondok
Gede Bekasi
8. Uda Wahyu -
Jatiasih Bekasi,
9. Villa Cisarua Puncak -
Puncak Bogor,
10 Uni Rusmala Dewi - Bandung.
Inilah cita-cita
mulia bagi kita dalam menjalin tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan yang
harmonis dalam Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor dengan maksud dan tujuan
ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga bagi sanak saudara.
Semoga Allah SWT memberkati dan
melindungi niat mulia kita ini dengan kemudahan dan kelancaran tanpa hambatan
yang berarti.
Amin.Rancangan Buku Jilid-2 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar