BUKU RISALAH


Kata Pengantar

Ranji keturunan akan mencerminkan seberapa besar potensi kekerabatan suatu keluarga yang hidup dalam masyarakat itu, terlepas yang terbentuk dan muncul secara individual, berkelompok, berkembang secara alami, yang hidup rukun damai dari suatu masa ke masa lain, yang mempunyai keturunan dari generasi ke generasi, yang memiliki budaya dan ke-budayaan sendiri yang unik dan universal, yang berkembang dari suatu zaman ke zaman lain, yang dalam kultur kebudayaannya membentuk kelompok suku-suku dan kerapatan adat yang sangat kuat, kokoh, funda-mental dan turun -temurun.

Dari ranji keturunan pulalah masyarakat itu mengetahui siapa saja sanak-saudaranya, keluarganya, famili-familinya, kerabat-kerabatnya, mulai dari garis keturunan Leluhurnya, Nenek Moyangnya, Orangtuanya, Cucu- cucunya, Cicit-cicitnya sampai ke generasi selanjutnya secara gamblang, detail dan jelas. Ranji keturunan bermanfaat pula untuk menunjukkan dan menuntun mereka dalam menghadapi persoalan hak perwarisan suatu keluarga dengan tegas dan jelas. Dan banyak lagi faedah yang bisa diambil dari sebuah Ranji Keturunan

Oleh karena itu apa yang telah dirintis Pengurus Keluarga Besar Rasyiah M. Noor sejak dua tahun lalu hingga saat diterbitkannya Ranji Keturunan ini adalah suatu pekerjaan besar dan sangat membanggakan kita semua yang mudah-mudahan memberi manfaat maximal bagi sanak saudara yang memerlukan. Semoga dari ranji keturunan ini pula  terbuka mata dan wawasan generasi penerus Keluarga Besar Rasyiah M. Noor dalam mencari kebenaran yang hakiki dengan memilah-milah kejadian atau peristiwa yang diungkapkan pendahulu yang tidak sesungguhnya dan terlanjur telah diakui sebagai sesuatu yang sudah benar, meluruskan fakta yang keliru menjadi legal faktual, menjadikannya sebagai barang bukti dari sebuah pengakuan yang tidak tepat menjadi legal formal dan bisa pula dijadikan sebagai pertanggung jawaban suatu generasi ke generasi berikutnya.

Dari ranji keturunan pula akan diketahui apakah perkawinan antar sesama keluarga sedarah maupun pernikahan diantara sepupu bisa dilaku-kan ataukah harus dihindari, dan apakah perbuatan itu sangat dilarang Adat ataupun oleh Agama Islam. Ranji keturunan berguna pula bagi anggota keluarga dalam memutuskan setiap persoalan yang patut untuk dilindungi ataupun yang pantas dibela bila ada rongrongan dari pihak luar didalam perselisihan atau pun sengketa. Termasuk adanya hasutan atau perbuatan yang bisa memecah belah hubungan silaturahmi diantara keluarga dalam Keluarga Besar Rasyiah M Noor.

Pada buku risalah & ranji keturunan terbitan perdana ini akan diketahui awal terbentuk perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah M Noor, susunan kepengurusan yang dipilih sanak saudara, rencana kerja perkumpulan maupun program kerja jangka pendek dan program kerja jangka panjang yang telah disusun dan disepakati bersama para keluarga ketika awal pendiriannya. Dalam edisi perdana ini akan disajikan pula Bab Khusus tentang Pembahasan Adat Istiadat Minangkabau (hasil kutipan buku karangan Ketua Pembina / Adat / Syarak Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau) yang dijadikan sebagai sumber acuan pembahasan kita nanti setiap kali pertemuan. Termasuk hal-hal yang patut dan perlu diketahui para generasi penerus Keluarga Besar Rasyiah M Noor maupun bagi mereka pemerhati budaya dan kebudayaan Minangkabau dirantau.

Akhirnya dengan mengangkat kedua belah tangan kita semua seraya menengadahkan muka jernih bermunajat kepada Allah SWT memohon doa agar perkumpulan kita ini dilindungi dan mendapat limpahan rahmat dan berkah Nya bagi Keluarga Besar Rasyiah M Noor.
Maka dengan mengucapkan    Bismillahirahmanirrahim diluncurkan buku ini dengan harapan bisa di manfaatkan secara maksimal oleh segala pihak terutama anggota keluarga besar yang ingin mengetahui maupun mereka yang seharusnya tahu dan faham dimana letak dan posisi statusnya dalam keluarga.

Menyadari akan kekurangan wawasan dan pemahaman dalam penyusunan risalah ini, serta masih dangkalnya pengetahuan tentang adat istiadat dalam budaya Minangkabau, termasuk penguasaan kata pepatah petitih Minang yang layak disajikan dalam buku ini, kiranya bisa dimaklumi dan berkenan memaafkannya. Ibarat pepatah Minangkabau mengatakan bahwa ;
Alang tukang binaso kayu,
                Alang cadiak binaso adat,
                Alang ariah binaso tubuah,
(Seseorang yang pengetahuannya tidak lengkap, ke-ahliannya tidak cukup mengerjakan sesuatu).
                 
                Alun rabah lah ka ujuang,
                Alun pai lah babaliak,
                Balun dibali lah bajua,
                Balun dimakan lah baraso.
(Seorang pimpinan harus berpandangan dan pemikiran jauh ke depan, memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi).

Apalagi masalah adat Minangkabau adalah budaya turun temurun yang patut ditiru dan harus diketahui tiap orang yang berasal dari ranah Minang termasuk bagi anggota keluarga lain yang mengaku telah jadi anggota dalam Keluarga Besar Rasyiah M. Noor. Perlu difahami semua bahwa dalam menentukan pilihan serta untuk memilih orang yang layak memimpin kelompok masyarakat Minangkabau sebaiknya dia orang yang banyak mengetahui dan menguasai maksud tiga unsur aturan yang berlaku dalam adat budaya Minangkabau, seperti yang dikiaskan dalam pepatah berikut :

                Tungku tigo sajarangan,
                Tali nan tigo sapilinan,
Tiga aturan di Minangkabau yang harus ditaati oleh masyarakat yakni adat, syarak, pemerintah. Tiga unsur pimpinannya yaitu niniak mamak, ulama dan cerdik pandai.

                Tumbuah di cupak di lilisi,
                Tibo diundang dikurasai,
Kalau takilan dalam hati,
Lah patuik kini dikurasai.
Ketiga aturan yang terjalin menjadi satu dalam diri orang Minangkabau perlu sama-sama diperdalam dan dipelajari.

Semua itu kembali kepada masing masing pribadi sanak saudara sekalian. Apakah akan digunakan dalam kehidupan bermasyarakat selama dirantau atau hanya sekedar pengetahuan semata. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan buku ini.

Akhir kata terima kasih sedalam dalamnya kepada sanak saudara dan handai taulan yang telah menyumbang buah pikiran, sumbang saran, nasehat nasehat, kritik membangun, dukungan moril dan materil serta dorongan semangat bagi terbitnya buku ini. Semoga Allah SWT membalas budi baiknya. Amin

 Penyusun,
  
------------oooOooo---------









Sekapur Sirih
Sambutan
Sesepuh Yang Dituakan
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor

Assalammualaikum Wr. Wb
Kebahagiaan yang sangat didambakan Orangtua ialah ketika mereka menyaksikan anak-cucunya hidup bahagia, rukun dan damai diantara sanak saudara, arif dan bijaksana dalam memutuskan setiap persoalan, tidak saling bertengkar bila berbeda pendapat, dan tidak memperebutkan harta warisan yang ditinggalkannya. Orangtua juga berharap agar mereka bisa saling bersatu,     saling berangkulan, saling bersilaturahmi, saling bantu membantu, saling bergotong royong dalam menghadapi suatu hal yang harus dikerjakan secara bersama-sama, termasuk bila salah satu keluarga kena musibah.


Akan semakin lengkaplah kebahagiaan orangtua itu apabila anak-anaknya, cucu-cucunya sangat rajin beribadah, tidak lupa sholat lima waktu yang wajib dilaksanakan setiap umat muslim dan muslimah, suka mengaji, bisa memperdalam tafsir Al Qur’an, bahkan mampu menterjemahkan arti dan makna ayat-ayat yang terkandung dalam Al-Qur’anulkarim. Selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat rezeki, nikmat kesehatan, dan nikmat beribadah yang tak pernah habis-habisnya dilimpahkan Allah SWT.

Selama orangtua masih hidup dan selama ia mampu untuk berbuat tentu akan selalu membimbing dan menunjuk ajari anak-anaknya, cucu-cucunya mengaji dengan harapan agar mereka akan menjadi anak yang shaleh, berbudi luhur dan sopan santun kepada orangtua serta orang-orang yang di Tua kan. Orangtua tak akan menuntut balas atas jasa dan jerih payahnya membesarkan anak-anak. Tetapi orangtua akan sangat bangga dan berbahagia dapat menciptakan anak-anak yang santun, sholeh dan diharapkan akan mendo’akan dirinya bila ia menghadap Illahirabbi atau meninggal dunia nanti.

Kalian sebagai anak-anak, kemenakan, cucu dan cicit tentu sangat ingin melihat ayah-bunda kalian, Etek kalian, Nenek kalian, Buyut kalian masih bisa menyaksikan semuanya ketika kalian berbahagia. Sulit disangkal bahwa perasaan kalian (selaku anak)  ketika muncul perasaan sedih ataupun saat kalian mendapatkan kebahagiaan kalian ingin dihadiri atau bahkan kalian ingin sekali dihadiri dan disaksikan oleh orangtua dan berharap selalu berada disamping Ayah-Bunda orangtua kalian.Kerinduan yang sama dan sangat mendalam juga akan kalian rasakan  nanti setelah menjadi orangtua dari anak-anak kalian. Inilah kebahagiaan yang hakiki ummah manusia dalam berkeluarga dan bermasyarakat, ada saat bahagia, ada saat sedih, ada waktunya ikhlas menghadapi setiap cobaan hidup dan ada masanya kalian ridho bersabar menghadapi problematika hidup yang penuh dinamika dan romantika.


Selamat kepada anak-anak Ku, Cucu-cucu Ku, yang telah berhasil merampungkan penyusunan Ranji Keturunan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor. Gunakan dan manfaatkan sebaik-baiknya buku ini untuk kemaslahatan Ummah dan Ummaroh, khususnya untuk keluarga besar kita.

Selaku sesepuh dan satu-satunya generasi Orangtua kalian yang masih hidup saat ini, Bunda Nurlen ingin menyampaikan pesan untuk kalian semua, seperti berikut ;
  • Rukun-rukunlah kalian semua dalam bersaudara – bersepupu – berfamili – berkerabat,
  • Bermusyawarahlah kalian dahulu dalam memutuskan suatu masalah,
  • Mintalah saran para Ulama – Cerdik Pandai – para Orangtua atau yang di tua kan         dalam menetapkan suatu putusan yang belum kalian ketahui pasti,
  • Belajar dan belajarlah terus memperdalam Tafsir Al Qur’an dan
  • Jangan tinggalkan ibadah Sholat agar kalian berbahagia dunia akhirat,
  • Sering-sering lah mengaji agar kalian semakin dekat dengan Allah SWT,

Sepanjang hidup umat manusia pasti tak luput dari dosa, baik itu yang dilakukan dengan sengaja maupun yang tak sengaja, harapan Bunda Nurlen hendaklah kalian semua bisa dan mau memaafkannya, sebaliknya Bunda juga pasti akan memaafkan pula dosa Ananda sekalian. Dengan demikian kita semua tidak lagi menanggung beban yang dapat mempengaruhi hubungan silaturahmi kita selaku Umat Manusia. Hanya itu yang dapat Bunda sampaikan untuk kalian semua. Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
                                                                                                                     Bunda Nurlen


______________________________________________________________________________

Sekapur Sirih
Sambutan
Pengurus Pusat
 Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor

Assalammualaikum Wr. Wb

Telah dua tahun lebih perjalanan perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor dilalui bersama, banyak sekali sudah kegiatan demi kegiatan, peristiwa demi peristiwa, kejadian demi kejadian yang sangat menyenangkan, menggembirakan, mengecewakan, baik itu yang menyesakkan dada, menyejuk-kan hati maupun yang membangkitkan rasa percaya diri mendalam bagi keluarga besar kita, termasuk hal-hal dan permasalahan yang membuat hubungan kekerabatan antar sesama sanak saudara dalam keluarga besar kita semakin erat dan kokoh.

Menyenangkan antara lain karena acara-acara pertemuan rutin perkumpulan kita masih terselenggara dengan baik sampai kini. Kecewa karena jumlah yang menghadiri pertemuan (tiap tiga bulanan) belum sebanyak jumlah keluarga atau sanak saudara yang kita ketahui. Mereka tidak bisa hadir kemungkinan karena ada hambatan dan halangan yang tak kuasa dihindarinya.

Menggembirakan karena setiap anggota telah tahu dan sudah saling mengenal sanak saudaranya satu sama lain. Bahkan sebagian keluarga kita telah tumbuh rasa rindu dan kangen bila lama tak bertemu. Salah satunya ter-bukti ketika ada usul perubahan jadwal pertemuan dari tiga bulanan menjadi empat atau lima bulanan, banyak yang minta supaya tetap saja dengan jadwal yang sudah berjalan yaitu tiga bulan sekali.

Semua itu adalah karena mereka sudah merasakan faedah dan manfaatnya. Diantara mereka telah menghilangkan tradisi lama, yang tadinya merasa dia lebih rendah kedudukan sosial ekonominya (minder atau rendah hati) kemudian sekarang telah turut serta mengambil bagian dalam memajukan perkumpulan; atau yang semula dia merasa lebih layak dari yang lain (karena ditakdirkan berkemampuan) kini sudah berbaur menjadi satu dalam per-kumpulan dan telah mampu pula bersosialisasi dengan baik dengan keluarga-keluarga lainnya, bahkan dia lebih agresif dan menunjukkan kepedulian yang sangat baik dibanding yang lain.

Mereka sudah menghilangkan perasaan sedih yang menyayat hati, telah pula mengubur dalam-dalam dendam kesumat masa lalu yang merenggangkan tali persaudaraan maupun tali silaturahmi, bahkan sudah membuang rasa enggan dan sungkan menemui sanak keluarga yang berbeda tingkat sosial ekonominya. Semua sepakat tidak akan membahas lagi, dan tak perlu dibicarakan pada forum pertemuan manapun, dan tak akan mengungkit-ungkit lagi dalam kesempatan apapun, yang tentu akan menimbulkan luka baru yang tidak lagi kita inginkan bersama. Menghilangkan “ego” pribadi yang dalam mempengaruhi hubungan silaturahmi menjadi tidak harmonis.

Mempertahankan kondisi damai selama mungkin, dan membuktikan kepada generasi selanjutnya bahwa “kami keluarga Besar Rasyiah & M.Noor” sangat menjunjung tinggi kerukunan kekerabatan, mempertahankan kehidupan harmonis dan damai bahkan lebih memperkokoh tali silaturahmi demi persatuan dan kesatuan dalam keluarga besar; berusaha semaksimal mungkin mengangkat harkat dan derajat perkumpulan kita supaya tidak dipandang sebelah mata oleh siapapun bahkan oleh pihak manapun. Disadari atau tidak hal itu adalah karena masing-masing pihak sudah saling menghargai, saling menghormati satu sama lain, saling menyadari bahwa tanpa hidup rukun dan berkerabat, tanpa hidup bermasyarakat dengan baik, mustahil semua itu bisa tercapai.

Sebuah catatan penting yang dapat pengurus simpulkan dari adanya silaturahmi diantara kita selama ini yakni telah memberikan manfaat sangat besar bagi keluarga besar kita, seperti dalam kehidupan sehari-hari terbukti bahwa ;
·         Para sumando (ipar) sekarang ini sudah tahu mana keluarga dan sanak saudara dari istri atau suaminya, bahkan mereka jauh lebih akrab dibanding para keluarga istri atau suaminya.
·         Bagi para anak-kemanakan telah menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mereka masih punya Niniak Mamak, masih ada saudara sepupu, masih ada Mak Etek atau Pak Etek dan tahu pula yang mana Pak Tuo atau Mak Tuo nya.
·         Sedang bagi cucu dan cicit telah merasakan kebahagiaan hubungan bathin mereka dengan kakek nenek nya, bahkan ada yang menyebut-nya kakek nenek Bandung, kakek nenek Cimahi, kakek nenek Bogor, kakek nenek Bekasi, kakek nenek Jakarta dan seterusnya.
·         Telah tumbuh rasa kebersamaan mendalam yang ditunjukan dengan saling membawa jamuan (makanan dan minuman) untuk hidangan pertemuan rutin yang tiga bulanan.

·                      Berusaha bisa hadir bila ada musibah yang dialami salah seorang anggota keluarga besar, sekalipun tanpa bawa apa-apa. Ada upaya yang tulus dari suatu keluarga untuk membantu meringan-kan kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga lain,  Dan banyak lagi hal-hal positif yang sangat besar sekali manfaat dari jalinan silaturahmi Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor ini. Diharapkan tradisi ini akan berlanjut sampai generasi-generasi berikut dalam Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor yang kita cintai ini.

Dalam bidang pembinaan rohani ada beberapa hal yang bisa dipetik manfaatnya dari ceramah agama oleh Ustadz H.Darlis Darwis (anggota DPRD Kabupaten Bandung) yang diselenggarakan pada bulan Mei 2008 di Bandung rumah Uni Rusmala Dewi, yang antara lain isinya :
  1. Bahwa kehidupan umat manusia telah ditakdirkan dan ditentu-kan Allah SWT, sehingga tak ada yang tahu seberapa banyak rezeki yang akan kita peroleh nanti, kapankah itu akan diberi-kan, apa sedikit sedikit atau dilimpahkan sekaligus, tak satupun manusia yang akan mengetahuinya. Berbahagialah orang yang beriman yang berhasil menahan diri, ikhlas dan dengan jalan bersabar menantikannya.
  2. Bahwa orang orang yang beriman sangat menyadari takdir dan waktu datangnya panggilan menghadap illahirobbi, apa sedetik lagi, sejam lagi, sehari lagi dan seterusnya.
  3. Bahwa semua orang mendambakan meninggal dalam keadaan beriman dan beribadah, dalam khusnul khotimah, dengan ikhlas berserah diri bahwa ia hanya hamba Allah SWT yang tak mampu menolak dan menghindar.
  4. Begitu pula harapan umat Nya bahwa ibadahnya bisa lebih matang, lebih sempurna dan berkeyakinan yang kuat, yang tak bisa digoyahkan oleh siapapun, tidak menanggung beban apa pun yang membebani pikiran maupun dirinya, entah saat itu dia sangat dicintai keluarganya, ataukah saat itu dia sedang di-puji atau dibanggakan saudara saudaranya, atau ketika itu dia sedang dihormati banyak orang, disayangi famili – kerabat dan masyarakat luas lainnya.
  5. Bahwa sangat merugilah orang yang saat ajal menjemput ketika itu dia tidak sedang beriman; disadari atau tidak dia sedang dirasuki syetan dengan melakukan perselingkuhan dengan orang yang bukan mukhrimnya. Atau saat itu dia sedang lupa mana yang syah dan bathil, mana yang haram dan makruh. Betapa malangnya dia, padahal ia sangat taat ber-ibadah, karena nila setitik rusak susu sebelanga. Naudzubillahi min dzaliq.
  6. Merugilah kita apabila ketika itu tidak sedang bersujud meng-hadap Allah SWT, tidak berbuat baik yang diridhoi dan di-senangi Yang Maha Esa.
Kesimpulannya bahwa komunikasi kita sebagai Umat Islam dengan Yang Maha Esa harus tetap dilakukan setiap saat, segala tindak laku dan perbuatan kita harus selalu menjauhi larangan yang tidak diridhoi Nya. Mudah mudahan kita bisa menjadi hamba Allah SWT yang dirindukan oleh Ummah dan Ummaroh. Amin.

Oleh karena itu dihimbau pada semua sanak saudara sekalian yang belum atau yang masih kurang taat melaksanakan ibadah sholat untuk mulailah dari saat ini untuk kemudian memperdalam ilmu dan pengetahuan kita tentang Agama Islam. Etek Nurlen sudah menyedia-kan sarana buku bagi kita semua dan telah pula bersedia menuntunnya pada tiap kali pertemuan rutin nanti. Disadari atau tidak bahwa ibadah sholat yang kita lakukan lima waktu dalam sehari itu masih belumlah sempurna karena ayat ayat yang kita baca ini belum diikuti dengan mengetahui arti dan makna kalimah per kalimah dari ayat ayat sholat. Kalaulah dikuasai arti dan makna ayat ayat dalam sholat tentu akan dinikmati sekali kebahagiaan melaksanakan sholat lima waktunya atau pun pada sholat sholat lainnya.

Bahkan pasti sholat kita dirasakan lebih khusuq dan sempurna apabila tiap kali sholat kita melaksanakannya dengan konsentrasi penuh “seakan akan kita sedang berbicara langsung dengan Allah SWT”. Semoga Allah SWT melindungi dan menghindari kita semua dari godaan syetan yang terkutuk, yang dapat mengganggu ibadah dan sholat sholat kita. Amin.

Masih ada pekerjaan yang belum tuntas digarap Pengurus Keluarga Besar Rasyiah &  M.Noor saat ini, antara lain belum ditemukan jalan keluar tentang cara komunikasi efektif antara sanak saudara di-rantau dengan keluarga yang dikampung (di Sumatera Barat). Siapa yang tak ingin untuk bisa bertemu atau berkomunikasi langsung dengan sanak saudara kita di kampuang. Kita semua tentu sangat menginginkan momen itu bisa diwujudkan, seperti apa yang diharapkan akan dikemukakan oleh Uni Yurimasni (anak etek Nur’aini) kepada Uda Rafly saat berkunjung ke Bogor pada tahun 2007 yang lalu. Pengurus berjanji dan sangat berharap beberapa waktu mendatang akan bisa teratasi dan menemukan jalan keluarnya, karena hal ini sangat lah didambakan dan ditunggu sanak saudara dimanapun berada. Apakah nanti itu dilakukan dengan acara (a) pulang basamo atau (b) membuka forum komunikasi langsung dengan media elektronik yang ditentukan waktunya atau bisa pula dengan (c) membentuk lumbuang nagari agar selalu dapat diketahui potensi ekonomi keluarga baik yang dirantau maupun dunsanak dikampung.

Kemudian untuk diketahui bahwa bercermin dari pengalaman yang lalu terutama upaya pengurus dalam memenuhi keinginan yang bermacam ragam dari sanak yang disampaikan ketika berkunjung ke salah satu keluarga, maupun yang terungkap dalam forum pertemuan rutin, kami sangat hati hati dan berusaha agar keputusan yang dibuat dihasilkan dari kesepakatan bersama secara musyawarah, bukannya bertele-tele atau tak punya pendirian maupun hal-hal negatif lainnya yang mengganggu kami, sebab disadari atau tidak bahwa sebanyak yang senang tak sedikit pula yang tidak berkenan; bahwa ada yang mendukung tapi tak sedikit yang menolak; Banyak usul-usul yang sanak saudara ajukan namun tak sedikit pula yang tidak mampu melaksana-kannya. Hal ini bukan karena kemampuan mencari solusi yang tidak tepat, atau karena ketidak tegasan dalam mengatasi situasi / keadaan namun semata-mata kondisi perkumpulan kita yang belum siap untuk mengadakan atau menyelenggarakan momen-momen “menggigit yang punya greget” seperti yang diharapkan banyak pihak.

Mudah-mudahan dengan besarnya dukungan dan bantuan moril sanak saudara dan dengan terjalinnya partisipasi aktif semua pihak maka apa yang diharapkan itu bisa terwujud. Inilah dinamika dalam berkumpul, berorganisasi dan berkomunikasi, karena tidak semua pemahaman dan penafsiran akan diartikan sama dalam ber-musyawarah dan bermufakat. Ada pepatah mengatakan ;
                “Rambuik samo hitam,
                 Kapalo babeda beda”
Perbedaan pendapat dimaknai sebagai upaya mencari kesamaan mencapai mufakat.

                Dimano bumi dipijak, disinan langik dijunjuang,
                Dimano sumua dikali, disinan aie disauak,
                Dimano nagari diunyi, disinan adat dipakai”
Ajaran adat Minangkabau dapat diamalkan dimana saja, asal pandai menyesuaikan diri dengan masyarakat yang kita gauli.

Kalau saja perbedaan perbedaan itu bisa diterjemahkan dengan bijak, ditafsirkan secara wajar, dikemukakan dengan jelas dan disampaikan dengan arif bijaksana, dengan pikiran tenang atau dengan kepala dingin, kemudian dengan mendahulukan kepentingan keluarga besar dari “ego” pribadi, bahkan pendapat yang sama dipahami sebagai celah berbuat baik untuk kepentingan kita bersama, maka pasti segala macam problema dan permasalahan itu bisa diselesaikan dengan baik.
Ibarat pepatah ;
                Maelo rambuik dalam tapuang,
                Rambuik dapek tapuang indak taserak.

Dengan banyaknya keinginan yang tak terwujud, tak sedikit pula impian yang sulit dicapai, seyogianya hal itu tidak mengurangi se-mangat dan keinginan kita untuk terus dan terus berbuat kebaikan demi keluarga besar kita. Kumpulkan potensi yang sudah kita miliki, ber satulah untuk kemashlahatan bersama, bergotong royong dalam setiap usaha yang bermanfaat dan berguna untuk kesejahteraan dan ke majuan keluarga besar Rasyiah & M.Noor. Sebab masih banyak keluarga kita yang kurang mampu yang ada disekitar kita yang sangat perlu dibantu dan diperhatikan.

Ada keluarga kita yang tidak lagi mengenyam kebahagiaan berumah tangga secara wajar, mungkin itu karena ditinggal suami (cerai mati atau cerai hidup) dimana takdir dan keadaanlah yang memaksanya harus mencari nafkah sendiri untuk anak-anak dan rumah tangganya. Beliau terpaksa berperan ganda yakni selain sebagai “ibu” menjaga – mengurus anak-anaknya tiap hari, tapi  dia juga harus bertindak sebagai “ayah” mencari nafkah mencukupi kebutuhan harian sebuah rumah tangga. Masih ada keluarga kita yang harus membanting tulang dan memeras keringat dulu untuk mendapat sesuai nasi, dia tak lagi berpikir bagaimana cara membesarkan dan menyekolahkan anak-anaknya. Mungkin itu pula sebabnya belum bisa berkumpul diantara bersama. Minat yang kuat dihati dan punya keinginan besar untuk ikut berkumpul menikmati keakraban silaturahmi. Itu semua dikalahkan oleh kebutuh-an hidup sehari-hari yang sangat mendesak dan jauh lebih penting untuk didahulukan. Merekalah yang harus kita rangkul dan mencarikan jalan agar bisa turut serta hadir tiap kali ada pertemuan keluarga. Jadi cara itu sebagai upaya sanak merangkul dan membangkitkan rasa percaya dirinya karena dia akan merasakan masih diakui sebagai bagian dari keluarga besar. Mari kita mulai mendatangi mereka, kalau perlu kita selenggarakan pertemuan rutin dirumahnya yang sudah pasti tidak membebani dapurnya.

Selain itu masih ada kemenakan kita yang tak lagi bersekolah karena ditinggal kedua orangtuanya, mereka kini telah jadi anak “yatim-piatu” yang sangat perlu kita perhatikan. Selain itu jangan sampai ada diantara keluarga kita yang melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan kurang terpuji dengan disadari atau tidak menghambur-hamburkan harta kekayaannya dijalan yang tidak diridhoi Allah SWT. Na’uzubillahii minzaliq. Semoga kita semua bukan tergolong orang-orang yang dibenci Allah SWT.

Berbicara masalah perbedaan tingkat sosial ekonomi seke-lompok masyarakat termasuk keluarga besar kita, amatlah sulit bagi keluarga yang kurang mampu untuk bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi apabila tak ada yang turut peduli membantunya. Sebaliknya akan susah dan sangat berat sekali bagi keluarga lain membantunya ketika dia sendiri belum cukup mampu untuk membantu nya. Kalaupun ada sanak saudara yang peduli dan tersentuh hatinya dan berniat akan membantu, termasuk ada yang terenyuh perasaannya untuk bisa ber buat sesuatu, tapi dia sendiri tidak berkemampuan menanggung ketika jumlah yang harus dibantu lebih dari satu orang, maka mustahil ke-inginan itu bisa terwujud.

Persoalannya sekarang akankah kita biarkan mereka terbenam dalam kesulitan, tentu kita tak tega membiarkan dan menelantarkan nya. Sesulit apalah kondisi ekonomi kita, paling tisak, kita bisa meringan kan beban mereka walau hanya dalam jumlah kecil yang sesuai me-nurut kemampuan kita masing-masing. Kalaupun saat itu kita sedang tidak ada, jangan berkecil hati, marilah kita berdoa kehadirat Allah SWT untuk dibukakan jalan rezeki mereka dan dilancarkan setiap usaha dan upaya-upayanya.

Malukah sanak saudara bila ada anggapan dan pendapat orang luar yang mendiskriditkan atau mencap dan menganggap perkumpulan kita hanya “paguyuban atau kumpulan orang melarat” ? sementara diantara kita masih bermartabat, masih punya harkat-derajat, masih punya harta-kekayaan, punya hati nurani dan masih ada kemampuan untuk mambangkik batang tarandam itu ?. Jawabannya kembali pada sanak saudara semua. Kita bukanlah kumpulan orang susah-susah amat, apalagi tergolong orang melarat.

Keluarga besar kita sangat menjunjung tinggi adat istiadat Minangkabau, kita sangat beradab dan sangat peka dengan “adab jo limbago”, sangat berperasaan “sakiek sanang samo diraso”, ber-prikemanusiaan dan berkepekaan sosial-budaya yang tinggi.

Adat istiadat Minangkabau dikenal sangat kuat menegakkan syariah dan akidah agama Islam. Setiap perilakunya bersumber dari tuntunan agama dan adat istiadat yang telah diturunkan Nenek Moyang kita, oleh para pendahulu kita, oleh para ulama besarnya seperti Buya Hamka, oleh para Datuak dan Panghulu kita yang semua itu tercermin dan terungkap dalam beberapa pepatah Minangkabau berikut ini ;
“Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah”
Bahwa adat istiadat Minangkabau telah mengajari dan me-nuntun kita untuk berbuat baik kepada sesama umat manusia sesuai ajaran dan kaidah-kaidah Agama Islam yang kita yakini. Setiap tindakan dan perbuatan kita, gerak-gerik dan tangkah laku kita dituntun dan bersumber dari Khitabullah Al Qur’an nulkarim.
“Balun takilek lahtakalam”
Bahwa adat Minangkabau juga mengajarkan kita untuk peka terhadap perasaan, kata-kata puji-maki orang, sindiran-sindiran yang pantas dan patut dihargai, cacian yang patut ditanggapi dan puji-pujian yang patut dihormati. Belum tentu pujian itu murni dari hati sanubari, mungkin saja pujian itu hanya basa-basi semata, atau hanya cibiran belaka.
“Anak dipangku kamanakan dibimbiang”
Bahwa adat Minangkabau juga menuntun kita untuk mem-perhatikan keponakan, selain mendidik, membesarkan, meng-ajari anak kandung sendiri menjadi anak yang berguna bagi keluarga – Bangsa dan Agama. Juga harus mampu mem bimbing, menunjuk ajari kemenakan-kemenakannya dengan hal-hal dan etika yang benar, seperti misalnya ;
1.       Mengingatkan, mengajari mana yang baik dan mana pula yang buruk, mana yang salah dan mana pula yang benar.
2.       Menghormati orangtua dan orang yang di-Tua-kan.
3.       Mewakili orangtua kemenakan pada saat pinangan.
4.       Tampil paling depan bila anak-kemenakan ada masalah atau persoalan.
5.       Melindungi anak-kemenakan dari tipudaya dan tipu muslihat apapun dari pihak luar keluarga besar,
6.       Membimbing, menuntun anak-kemenakan mengetahui dan mengenal adat istiadat Minangkabau secara utuh dan benar.
7.       Dan lain-lain.
“Duduak sama randah, tagak samo tinggi”
Bahwa adat Minangkabau mengajarkan kita untuk tidak mem beda-bedakan harkat-derajat, sosial ekonomi seseorang, meng-ajari kita tidak takabur, angkuh dan sombong. Sebab “diateh langik masih ado langik nan dijunjuang” dan yang paling itu hanya milik Allah SWT.
“Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang”
Bahwa adat Minangkabau mengajari kita untuk selalu ber-gotong royong dan bekerja sama dalam menghadapi setiap masalah, apa itu yang sedang atau akan dihadapi.
Alangkah bijaksananya jika semua pihak sepakat menggunakan falsafat sapu lidi dalam mencari jalan keluar bila ada masalah atau persoalan. Semua juga tahu bahwa sapu lidi akan sangat berguna bila lidi-lidi itu digabungkan dulu jadi satu ikatan sebelum dipakai menyapu.

           Pengurus percaya dan sangat yakin sekali bahwa sanak saudara setuju dan ingin tetap melaksanakan program yang sudah kita sepakati, dan akan sama-sama berusaha mencari solusi dalam menghadapi problem hidup sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.Hendaknya jangan kita pertentangkan apa yang sudah berjalan dengan merombaknya dengan program atau rencana baru yang belum tentu akan lebih baik dari yang lalu. Paling ideal dan yang sebaiknya dilakukan adalah menyempurnakan program itu untuk lebih memberi manfaat maksimal bagi kemajuan keluarga besar kita. Kecuali jika benar-benar tidak menghasilkan manfaat bagi perkumpulan, bahkan sudah terindikasi merusak sendi-sendi hubungan silaturahmi keluarga kita.

            Disadari atau tidak bahwa orang-orang yang akan kita bantu ini masih keluarga kita juga, yang secara bathiniyah sangat dekat hubungan kekeluargaan dan kekerabatan dengan sanak saudara sekalian.
Cita-cita kita dalam meningkatkan kesejahteraan mereka ini sebaiknya dengan cara memberikan “jalan usaha” atau dengan menyediakan modal usaha yang selalu dimonitor, dibina dan dibimbing tiap saat oleh mereka yang ahli dibidang itu. Jadi bukan hanya dibantu dengan memberi uang yang kemudian diserahkan tanpa ada bimbingan dan penyuluhan. Mungkin saja uang itu akan terpakai untuk konsumsi sehari-hari bila tak dituntun. Jalan keluar ini tentu dapat menjadi solusi dalam membantu meringankan beban ekonomi mereka.

Selanjutnya marilah kita sama-sama “berdoa” agar keluarga besar kita mendapat perlindungan Allah SWT dan dalam perjalanan perkumpulan tetap berdiri sepanjang masa sampai akhir hayat kita, untuk tetap bersatu tak cepat padam dimakan waktu, selalu mendapat restu dan perlindungan Allah SWT. Dijauhkan dari godaan syetan yang dapat mengganggu pikiran kita,  atau yang menggoyahkan iman kita untuk tidak berbuat jujur. Sebab “Allah itu Maha Melihat” setiap perbuatan dan segala perilaku yang dilakukan umat Nya, pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya.

            Semua keberhasilan yang dicapai mungkin sebuah malapetaka yang tertunda bila kita tak hati-hati dan tak benar-benar memanfaatkannya, sebab apa yang didapat sekarang belumlah seberapa dimata Allah SWT, setiap program dan rencana yang tersusun rapih belum tentu akan berjalan sesuai keinginan kita jika Allah SWT tidak menghendaki ;
                “Manusia berencana, Allah juo nan manantukan”
Sebagai suatu lembaga resmi dari perkumpulan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor pengurus sangat ingin memuaskan semua pihak dan bisa selalu berbuat arif dan bijaksana dalam memenuhi permintaan dan keinginan dunsanak.

Syukur Alhamdulillah sebuah pekerjaan besar telah dapat kita wujudkan dalam tahun 2008 ini, yaitu dengan diterbitkannya Ranji Keturunan dari Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor. Manfaatkanlah ranji – silsilah ini secara maksimal untuk anak cucu maupun para penerus keluarga besar kita agar mereka lebih mengerti dan paham “mana niniak mamak, mana sanak kamanakan, mana rang sumando, mana urangtuo dan yang dituokan”, dan secara umum mana yang patut dihormati dan yang pantas dibanggakan.
                Ingek-ingek sabalun kanai,
                Bakulimek sabalun habih,
                                Dalam bergaul perlu ada kehati-hatian,
                                Jangan sampai berbuat kesalahan.
                Karano indak mambao galah,
                Mananti takadie kasamonyo,
                Mudaraik mufakat tak dikana,
                Alamaik binaso kasudahannyo.
                                Senantiasa didalam hidup bergaul
        haruslah memikirkan mudarat dan manfaat,
        supaya sentosa hidup bersama.
        Kalau tidak terpikirkan, alamat hidup akan sengsara.
                Bamamak bakamanakan,
    Babako babaki,
    Basumando basumandan,
    Baipa babisan.
                   Ketentuan susunan kekeluargaan menurut
                   Hubungan adat di Minangkabau.

Pada penerbitan ini masih ada data-data keluarga yang belum lengkap, misalnya seperti pada keturunan Rasyiah & M.Noor (a) nama dan urutan anak-anak, (b) nama dan urutan cucu-cucu, (c) nama dan urutan cicit-cicit, (d) nama suami / istri (para sumando),  yang belum ada, belum lengkap, hanya nama panggilan/nama kecil,  supaya waktu yang akan datang dilengkapi dan diinformasikan kepada pengurus. Penyebabnya karena sulitnya komunikasi antara pengurus dengan anggota keluarga (atau sebaliknya), termasuk pula keterbatasan waktu dalam pengumpulan data maupun informasi pendukung yang diperlu-kan dalam penyusunan ranji / silsilah ini.
Hal lain sangat menyulitkan pengurus menyusunnya karena tempat tinggal anggota keluarga satu sama lainnya berjauhan. Sekalipun demikian tentu langkah menerbitkan silsilah ini diharapkan dapat mem bantu sanak saudara dalam memaksimalkan manfaatnya.

Terima kasih kepada sanak saudara yang sudah berusaha membantu pengurus mengumpulkan data dan identitas keluarganya masing-masing untuk penyusunan ranji keturunan ini. Kalaupun masih ada data keluarga yang masih kurang lengkap, keliru atau salah diharap kan kepada yang bersangkutan mau membantu lagi dengan memberi kan informasi selengkap mungkin menurut data sebenarnya. Ditunggu respon sanak saudara sebelum penerbitan berikutnya nanti, agar Ranji Keturunan yang disajikan akan lebih sempurna sesuai menurut data keluarga sebenarnya.

Pada ranji keturunan sekarang ini belum bisa dicetak dalam halaman penuh, hal ini karena masih minimnya ukuran kertas buku ini. Pengurus baru akan menyajikan Ranji Keturunan sehalam penuh jika data-data keluarga sudah betul semua. Direncanakan untuk pencetakan ranji keturunan itu akan dicetak secara grafis dengan bahan dasar plastik Burner berbingkai yang nanti akan segera diinformasikan kepada tiap keluarga bila seluruh hambatan dan halangan pengumpulan data telah teratasi.

Perlu pengurus sampaikan bahwa disadari atau tidak, sebagian besar anggota perkumpulan dilahirkan dan dibesarkan dirantau, se-hingga tak tahu banyak mengenai adat istiadat Minangkabau dan hal-hal lain yang patut dipelajari dan diketahuinya. Lingkungan tempat tinggalnyalah yang membuat mereka tak terbiasa mendengar kata pepatah petitih Minang. Oleh karena itu pada kesempatan mendatang pengurus berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin pepatah petitih yang ada dan akan mencari narasumber, tokoh-tokoh atau orangtua yang mengerti dan menguasai adat istiadat maupun pepatah petitih Minangkabau. Kita semua perlu tahu dan mendalami adat istiadat kita sebab “satinggi-tinggi tabang bangau baliaknyo ka kubangan juo”
Oleh karena itu marilah kita sama-sama gunakan wadah perkumpulan ini untuk kemajuan kita semua, sebab kalau bukan kita siapa lagi yang membangun dan mengenbangkannya.

Akhirul kata marilah kita semua merenung sejenak bahwa apa-apa yang telah kita lakukan untuk perkumpulan ini diharapkan dapat lebih bermanfaat lagi bagi kita semua dan akan sangat berharga bila pada waktu yang akan datang lebih ditingkatkan partisipasi sanak saudara demi kelangsungan jalannya organisasi kita. Pengurus tak bisa banyak berbuat tanpa dukungan dan dorongan moril – materil sanak saudara sekalian.
                Wabillahi taufiq walhidayah, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
                                                                                Depok, medio Juli 2008
                                                                                           Pengurus
                                                                           Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor

                                                                                           Rafliardy
                                                                                             Ketua

______________________________________________________________________________________

Riwayat Singkat
Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor

Sebelum tahun 2005 masing-masing keluarga-seibu dari keturunan Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor dalam hubungan silaturahmi hanya dilakukan antara adik – kakak, dengan keluarga dekat atau sebagian famili yang mereka kenal saja. Bahkan lebih tepat hanya dilakukan secara sporadis, yang berlangsung didalam kelompok kecil dari sebuah keluarga; atau antara satu individu keluarga dengan individu keluarga dekat lainnya. Mereka hidup secara individualistis. Belum ada wadah yang menampung aspirasinya, belum ada tempat atau wadah bermusyawarah untuk mengadukan nasib mereka masing-masing. Sangat kurang sekali bahkan tak ada komunikasi timbal-balik satu sama lain sesama sanak saudara.
                Masing-masing terbenam dalam kesibukan yang tak kunjung henti-hentinya, tak habis-habisnya problema menderanya, mereka men-derita dan menanggungnya sendiri karena tak tahu lagi apa yang akan diperbuat atas ketidakmampuan dan sulitnya ekonomi rumah tangga mereka; tersesat dan lupa mana etika dan adat istiadat yang salah untuk dilanggar; bahkan tidak lagi saling mengenal mana sanak saudara se-ibu, mana famili dekat, mana kerabat-kerabatnya, sepupunya, mana sumando (iparnya). Tidak tahu lagi siapa yang tua atau yang di-tua kan, mana yang patut dipelajari atau dihindari. Pokoknya ibarat anak ayam kehilangan induknya.
Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi ;
  1. Keponakan tak tahu mana Niniak Mamak nya,
  2. Mamak (mak Etek atau pak Etek) tak lagi kenal anak kemanakan atau sebaliknya,
  3. Sepupu tak lagi saling mengenal dan yang lebih parahnya ada yang sampai pacaran,
  4. Sekalipun mengenal tapi jurang sosial ekonomi yang berbeda menghalangi terjalinnya silaturahmi,
  5. Jarak domosili berjauhan menjadi kendala besar, apa lagi yang tinggal jauh diluar kota,
  6. Adanya kendala ketidak harmonisan diantara keluarga yang satu dengan lain sebelumnya,
  7. Dan banyak lagi hal-hal yang memisahkannya.
Ironis memang, dan sangat-sangat memprihatinkan untuk sebuah garis keturunan yang kental menganut tradisi Matriakhat (yang dominan garis keturunan ibu). Secara sosial budaya tidak lagi effektif menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Tak lagi mengerti kaidah dan hukum adat istiadat Minangkabau.
                Syukur alhamdulillah sekitar bulan Oktober 2005 setelah ada usul sanak saudara yang ingin mengumpulkan, menyatukan, mempertemukan dan merangkul sanak saudara dari keluarga se-ibu (yang lama tercerai-berai) dan sebagai usaha mambangkik batang tarandam yang kemudian diprakarsai dan disponsori oleh :
                Uda Rafliardy                         (anak etek Nursyam),
                Uda Eer Surya E                    (anak etek Nurlen),
                Uni  Diana Sari                      (anak etek Nurhasnip),
                Uni Rita Asnidja                    (anak etek Nurazni)
Yang kebetulan semua sama-sama tinggal dikota Bogor kecuali Uda Eer Surya Erlangga yang tinggal dikota Bekasi, disusun rencana dan diselenggarakanlah pertemuan perdana Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor yang bertempat dirumah Uni Diana Sari di Bogor dengan mengundang para etek-etek sebagai sesepuh dari generasi orangtua dalam keturunan kita, termasuk para sanak saudara, anak-anak cucu-cucu dan para sumando. Yang hadir diluar dugaan panitia yakni lebih dari 30 orang, diantaranya ;
  1. Kel. Diana Sari – Ali Sadikin dan anak,
  2. Kel. Indriyani Sari – Dono .I dan anak,
  3. Kel. Aria Susetia – Yuliati dan anak,
  4. Kel. Widiyasari – Iwan R dan anak,
  5. Kel. Rita Asnidja – Sonny dan anak,
  6. Kel. Asnida dan anak,
  7. Kel. Vonianty dan anak,
  8. Kel. Asniati T – Dahril Darwin dan anak,
  9. Kel. Aslina R – Soegino dan anak,
  10. Kel. Rafliardy – Ratna Willis dan anak,
  11. Kel. Eer Surya Erlangga,
  12. Kel. Riswandi dan anak,
  13. Kel. Wahyu dan anak,
  14. Etek Nursal.
Hasil dari pertemuan itu disepakati bersama oleh sanak saudara yang hadir antara lain beberapa materi berikut :
A. Susunan Pengurus
     1. Ketua                            :   Rafliardy
         Wakil Ketua I              :   Eer Surya Erlangga
         Wakil Ketua II             :   Riswandi
     2. Sekretaris I                   :   Vonianty
         Sekretaris II                  :   Fenny Fajriani
     3. Bendaha I                     :   Indriyani Sari
         Bendahara II                :   Wiwin Widya Sari

B. Program Kerja
     1. Jangka Pendek
         a. Mengadakan pertemuan rutin keluarga tiap 3(tiga) bulanan ditempat/rumah sanak saudara secara bergiliran.
         b. Mengunjungi sanak saudara yang kena musibah dengan memberi santunan (ala kadarnya, kalau ada dana) 
             kepada sanak saudara yang :    
                            meninggal dunia,
                            melahirkan
                            dirawat dirumah sakit
         c.  Pengisian uang kas perkumpulan yang tak ditetapkan besarnya (sesuai kemampuan masing2)
     2. Jangka Panjang
         a. Mengumpulkan data keluarga untuk Ranji Keluarga Besar.
         b. Menggalang dana untuk modal usaha bagi sanak saudara yang memerlukan.
         c. Menerbitkan bulettin Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor tiap tiga bulan sekali.

Dalam perjalanan perkumpulan terus berlanjut sampai diterbitkannya buku ini, diantaranya dengan kegiatan-kegiatan yang dinilai positif untuk sebuah perkumpulan yang baru berdiri seperti mendatangi saudara yang sakit, diopname, yang melahirkan maupun keluarga yang meninggal dunia.
Penyelenggaraan pertemuan rutin sampai sekarang sudah sepuluh kali terselenggara, yang antara lain dirumah :
                1. Uni Diana Sari                                   - Bogor,
                2. Uni Asniati Tursina                         - Ciputat Jakarta,
                3. Uni Aslina Rahmawaty                   - Parung Bogor.
                4. Uda Asnirwan                                  - Tanggerang,
                5. Uda Nurahim Basri                           - Cimahi,
                6. Uni Rita Asnidja                               - Cibinong Bogor,
                7. Uda Riswandi                                    - Pondok Gede Bekasi
                8. Uda Wahyu                                       - Jatiasih Bekasi,
                9. Villa Cisarua Puncak                     - Puncak Bogor,
                10 Uni Rusmala Dewi                           - Bandung.

Inilah cita-cita mulia bagi kita dalam menjalin tali silaturahmi dan hubungan kekerabatan yang harmonis dalam Keluarga Besar Rasyiah & M.Noor dengan maksud dan tujuan ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga bagi sanak saudara.

                Semoga Allah SWT memberkati dan melindungi niat mulia kita ini dengan kemudahan dan kelancaran tanpa hambatan yang berarti.
Amin.

Rancangan Buku Jilid-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar